HANTU TANPA KEPALA DI KORIDOR SEKOLAH


Sebelum membaca alangkah baiknya, kalian masuk ke kamar, kunci pintu, matikan lampu.

Pukul 18.51 WIB
Hari ini sekolahku mengadakan kegiatan di sekolah, yang mengharuskan siswa-siswinya menginap selama beberapa malam, kebetulan aku adalah panitia dalam kegiatan tersebut.
Tubuhku terlalu lemah untuk mengurus kegiatan sebesar ini, walaupun kami bekerja tim. Namun, tetap saja tubuhku kurang mampu mengembannya. Semua ini aku lakukan dengan terpaksa demi suksesnya acara.
Ba’da mahgrib,
Aku berjalan sendirian di koridor sekolah, hanya sekadar mengecek situasi. Pandanganku tertuju pada seseorang yang duduk sendirian didepan kelas. Aku mencoba menghampirinya, ternyata itu teman seangkatanku. Aku coba menyapanya, namun ia hanya diam seribu bahasa. Aku mencoba berpikir positif, mungkin ia terlalu lelah, dan enggan menjawab sapaanku.
“Ward, si Ayu kenapa tuh?” tanyaku kepada Edward, KETUPEL kegiatan ini.
“Gak tau tuh, dari tadi sore dia aneh. Lagi banyak masalah kali.” Jawab Edward.
Aku hanya mengohhkan jawaban Edward.
Waktu berjalan hari demi hari, jam demi jam. Beberapa peristiwa aneh telah terjadi, sebenarnya hal ini sudah biasa terjadi disekolahku. Ya, apa lagi kalau bukan kesurupan. Sebenarnya aku kurang meyakini tentang hal-hal yang berbau mistis. Namun, entah mengapa malam ini berbeda dari malam-malam sebelumnya.
Aku merasakan sesuatu yang janggal dalam penglihatanku, beberapa kali aku melihat hal-hal yang mungkin biasa kalian sebut dengan hantu. Entah, akupun belum terlalu yakin dengan apa yang aku lihat.
Hingga pada akhirnya…
Pukul 01.21 WIB
Hari ini adalah tugasku berjaga malam, aku mencoba berkeliling. Hingga aku tiba disebuah tempat dimana konon katanya area inilah yang paling angker disekolahku. Namun anehnya aku merasa tidak sendirian. Walaupun pada kenyataannya disini hanya ada aku dan suara-suara hewan malam yang berlalu.
Udara malam yang dingin, menusuk sampai tulang. Membuat sedikit bulu kudukku berdiri. Aku hanya bisa memanjatkan doa sebanyak mungkin agar sesuatu yang buruk tidak terjadi pada diriku.
Saat aku melewati koridor depan lab bahasa, dari kejauhan aku seperti melihat sosok lelaki parubaya sedang duduk menghadap taman (depan lab bahasa tersebut adalah taman). Pencahayaan yang kurang membuat jarak pandang mataku sangat terbatas.
Awalnya aku mengira lelaki tersebut tengah termenung dan menundukkan kepalanya. Hingga pada akhirnya aku sadar bahwa aku salah, ia bukan menunduk melainkan tidak mempunyai kepala.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sholat

Mandi

EXORCIST