EXORCIST
Sebelum memulai cerita alangkah baiknya bacalah ditempat yang sepi, kamar misalnya, tutup pintu, matikan lampu, tengah malam, bacalah ketika kamu sedang sendirian, walaupun sebenarnya tidak.
Satu hal yang perlu kamu ingat. Dimanapun kamu berada, pasti
ada yang mengawasi. Seperti sekarang contohnya.
Udah gak perlu nengok keatas, gak ada apa-apa kok, wkwkwk.
Sebenarnya aku sendiri masih ragu dengan apa yang terjadi
pada keluargaku beberapa waktu yang lalu, dan aku belum bisa memastikan kalau
ini berhubungan dengan ‘mereka’ yang tak kasat mata.
Oke kita mulai dari awal kejadian
Awalnya tidak pernah ada hal aneh yang terjadi dikeluargaku,
walaupun aku termasuk orang yang sangat menyukai hal-hal yang berbau mistis
namun aku belum pernah mengalami hal yang berhubungan langsung dengan makhluk halus.
Beberapa hari ini, sekitar seminggu terakhir, keponakanku yang masih berusia 3
bulan mendadak rewel. Setiap pukul 5 sore sampai maghrib ia selalu menangis histeris
tanpa sebab, sebelumnya tidak pernah terjadi hal seperti ini.
Keadaan ini pun semakin berlarut-larut, hingga pada akhirnya
kedua orang tuaku memutuskan untuk mendatangkan seorang pemuka agama. Beliau
mengatakan bahwa keponakanku diganggu sesosok jin sebelah rumah, sebelah
rumahku adalah kebon yang berisi semak belukar. Tempat tersebut memang terkenal
angker, disana terdapat satu pohon nangka besar dan mitos yang beredar di lingkunganku
konon katanya banyak ‘anak kecil’ yang senang bermain-main disana. Tak hanya ‘mereka’,
tetanggaku juga pernah melihat sesosok perempuan berbaju putih, berambut
panjang duduk diatas dahan pohon, dengan suara yang nyaring, membuat siapapun
yang mendengarnya merinding.
Sore itu kami semua berkumpul diruang tamu sembari menunggu Pak
Kyai datang, tak lama setelah itu beliau datang beserta rombongan. Aku dan
ibuku hanya menunggu diruang keluarga, kami tak ingin mengganggu pengusiran
setan itu. Sebenarnya aku sangat ingin melihat, namun ibuku melarang, dengan
dalih agar tak terjadi sesuatu dengangku. Sebelum melakukan ritual, Pak Kyai
tersebut meminta botol kosong bekas air mineral, entah akan digunakan untuk apa
botol tersebut. Jujur aku merasa merinding beberapa menit setelah dilaksanakannya
ritual itu, entah mengapa suhu ruangan menjadi dingin, ditambah lagi kyai itu
meminta agar lampu dimatikan, dan tentu saja itu menambah suasana makin
mencekam.
Tak terdengar suara apapun dari ruang tamu, membuat rasa
penasaranku semakin tinggi. Hingga pada puncaknya aku mendengar suara gaduh
dari ruangan itu, entah apa yang terjadi disana. Terdengar seperti suara orang
berkelahi, suaranya sangat keras. Berdentum, seperti ada yang terlempar dengan keras
ke tembok. Aku hanya bisa memanjatkan doa sambil memegang tangan ibuku
erat-erat.
Komentar
Posting Komentar